Senin, 31 Maret 2008

Dampak Positif dan Negatif Akibat Perkembangan Teknologi Internet

(whandi.net) Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik).Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.Pihak yang telah tergaabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan nomor telepon ) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang memiliki personal komputer ( PC ) untuk menjadi pelanggan ataupun untuk mengakses internet.Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. ‘Internet’ adalah jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri.Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Saat ini jumlah situs web mencapai jutaan, bahkan mungkin trilyunan, isinya memuat bermacam-macam topik. Tentu saja, situs-situs itu menjadi sumber informasi baik yang positif ataupun negatif. Informasi dikatakan positif apabila bermanfaat untuk penelitiaan. Di bawah ini akan dijelaskan dampak-dampak positif maupun negatif dari penggunaan internet.

Selasa, 04 Maret 2008

Peran Komputer dan Kedokteran

Salah satu peran komputer adalah berlaku dalam dunia kedokteran Dunia kedokteran adalah dunia yang sarat dengan teknologi, antara teknologi dan kedokteran bisa dikatakan tak terpisahkan, kedokteran butuh teknologi dan teknologi butuh dunia kedokteran untuk aplikasinya. Komputer sebagai alat Bantu dalam pemeriksaan medis dapat kita lihat di berbagai rumah sakit, sangat banyak contoh peran komputer dalam dunia kedokteran ini untuk dijabarkan satu persatu. Dalam makalah ini duberikan beberapa fasilitas medis yang didukung oleh teknologi komputer . Sebagai alat Bantu dalam bidang kedokteran komputer bisa berwujud komputer secara utuh seperti PC atau juga sebagai embedded devise(adalah komputer yang dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga mempunyai fungsi-fungsi yang lebih spesifik).Dalam wujud utuh biasanya dimanfaatkan untuk administrasi obat-obatan, daftar pasien, atau juga administrasi rumah sakit lain, untuk peralatan pendukung medis biasanya dalam wujud embedded device.Helical CT-SCANAdalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3 mm. Kelebihan dibanding CT-SCAN Konvensional:-Lebihcepat-Tigadimensi- Bisa untuk pemeriksaan pembuluh darahMagnetic Resonance Imaging ( M R I )Adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita. Alat ini mempunyai berbagai kelibihan diantyaranya :- Tidak menggunakan sinar X- Pakai tenaga magnetic- Potongan tranversal, coronal, sagital tanpa merubah posisi pasien- Jaringan saraf & jaringan lunak tampak lebih jelas- Waktu lebih lama- Pasien gelisah tidak bisa diperiksaPemeriksaan EkokardiografiAdalah suatu pemeriksaan non invasif untuk menegakkan diagnose penyakit jantung, alat ini baru dimiliki beberapa RS di Indonesia.Dengan mengguanakan alat ini aktivitas otot-otot Jantung bisa dilihat langsung dilayar monitor.

Microsoft Kuasai Teknologi Perawatan Kesehatan Inovatif dan Aset Milik Global Care SolutionS (GCS)

Kerjasama Internasional dengan Rumah Sakit Bumrungrad Internasional di Bangkok akan membantu solusi-solusi sistim informasi kesehatan kelas perusahaan memberikan bantuan pemasaran di seluruh duniaMenegakkan komitmen di seluruh dunia dalam meningkatkan kesehatan melalui teknologi piranti lunak, Microsoft Corp. setuju menguasai piranti lunak, kekayaan intelektual dan aset-aset lain dari Global Care Solutions (GCS), perusahaan swasta yang bermarkas di Bangkok, Thailand, yang mengembangkan sistim informasi kesehatan kelas perusahaan. Akuisisi ini melengkapi portofolio solusi-solusi kesehatan milik Microsoft yang telah kuat dan akan menyediakan beberapa Rumah Sakit di pasar-pasar internasional dengan sebuah alternatif baru untuk meraih peningkatan alur kerja dan keselamatan pasien melalui Teknologi Informasi. Para pegawai (GCS) akan bergabung dengan Kelompok Solusi-solusi Kesehatan milik Microsoft, yang akan mengelola pengiriman dan pengembangan produk. Syarat-syarat keuangan tidak diterangkan.(Logo: www.newscom.com/cgi-bin/prnh/20000822/MSFTLOGO )"Kami terkesan dengan sistem informasi kesehatan mutakhir milik Global Care Solutions, yang mempermudah fasilitas kompleks yang sangat besar seperti Rumah Sakit Bumrungrad Internasional untuk meraih hasil-hasil yang luar biasa berhubungan dengan peningkatan alur kerja dan keselamatan pasien," kata Peter Neupert, wakil presiden perusahaan untuk Kelompok Solusi-solusi Kesehatan di Microsoft. "Sifat yang sangat terpadu dan mendunia dari Teknologi GCS, dan fakta bahwa Ia dibangun dari dasar Teknologi Komputer Microsoft, membuat hal ini merupakan tambahan yang luar biasa pada portofolio produk perusahaan kesehatan kami sebagaimana halnya kami nerupaya memperkuat pengembangan dan kemunculan siste rumah sakit di seluruh dunia."Global Care Solutions merancang dan mengembangkan sistim menyeluruh bekerjasama dengan Bumrungrad, fasilitas terakreditasi secara internasional yang bermarkas di Bangkok. Rumah Sakit ini, yang merawat lebih dari 1.2 juta pasien dari 190 negara tiap tahun, menggunakan solusi dari GCS untuk secara efisien mengelola alur kerja klinik, penagihan, pelaksanaan perundang-undangan dan sejumlah catatan medis. Microsoft akan terus bekerja secara erat dengan Bumrungrad untuk lebih lanjut membangun kegunaan dan fitur-fitur dari Teknologi GCS."Kami memiliki populasi pasien yang beragam di Bumrungrad, dengan lebih dari 400 ribu pasien luar negeri setiap tahun; separuh dari 3,200 pasien yang kami terima setiap hari datang tanpa perjanjian," kata Mack Banner, kepala eksekutif Rumah Sakit. Solusi dari GCS telah membantu kami untuk mengelola sejumlah permintaan terencana, beragam bahasa dan sejumlah catatan medis yang begitu efisien di mana rata-rata waktu menunggu untuk menemui dokter hanya 17 menit. Piranti lunak GCS merupakan kunci pada pengiriman layanan kami, kualitas medis dan kinerja keuangan, dan kami berharap dapat bekerjasama dengan Microsoft dalam memperluas aplikasi-aplikasi miliknya di organisasi kami.Tawaran dari GCS, yang telah berada di pasar sejak tahun 2000, memenangkan penghargaan Mitra Microsoft yang telah Mendapat Serifikast untuk untuk Solusi Manajemen Data terbaik Tahun ini di Tahun 2003 sebagai perawatan akut yang terkemuka di industri, solusi informasi patien yang bersifat klinis. Sistim Global Care Solutions merupakan rangkain yang sangat terpadu dari 50 modul aplikasi back-office dan klinik yang dirancang dan dioptimalkan untuk menjalankan semua operasi administratif dan klinik Rumah Sakit pada Microsoft Windows Server 2003 dan Microsoft SQL Server 2005. Di implementasikan dan dipakai di tujuh Rumah Sakit di sekitar kawasan Asia Pasifik. Tawaran yang baru dari Microsoft berdasarkan Teknologi GCS akan menambah solusi Azyxxi terkini dari perusahaan, yang menyediakan kapabilitas data terpadu bagi sejumlah Rumah Sakit dengan sistim-sistim warisan yang telah ada."Kami telah mengembangkan produk ini secara menggebu-gebu selama bertahun-tahun dan sangat gembira melihat perusahaan dengan sumber dari Microsoft yang menyeimbangkan untuk membawanya ke panggung dunia yang lebih besar," kata Pat Downing, Kepala Eksekutif Global Care Solutions. "Ini adalah waktu yang tepat dalam sejarah perusahaan kami untuk mempercepat ketersediaan di seluruh dunia dan membolehkan produk kami untuk mempersembahkan cahaya baru pada sejumlah organisasi di seluruh dunia, di mana penyebaran teknologi informasi dapat menafsirkan secara langsung pada perawatan kesehatan yang lebih baik dan, akhirnya masyarakat yang lebih sehat.Diposting oleh Agus10107870 di 20:27 0 komentar Peran Komputer & KedokteranSalah satu peran komputer adalah berlaku dalam dunia kedokteran Dunia kedokteran adalah dunia yang sarat dengan teknologi, antara teknologi dan kedokteran bisa dikatakan tak terpisahkan, kedokteran butuh teknologi dan teknologi butuh dunia kedokteran untuk aplikasinya. Komputer sebagai alat Bantu dalam pemeriksaan medis dapat kita lihat di berbagai rumah sakit, sangat banyak contoh peran komputer dalam dunia kedokteran ini untuk dijabarkan satu persatu. Dalam makalah ini duberikan beberapa fasilitas medis yang didukung oleh teknologi komputer . Sebagai alat Bantu dalam bidang kedokteran komputer bisa berwujud komputer secara utuh seperti PC atau juga sebagai embedded devise(adalah komputer yang dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga mempunyai fungsi-fungsi yang lebih spesifik).Dalam wujud utuh biasanya dimanfaatkan untuk administrasi obat-obatan, daftar pasien, atau juga administrasi rumah sakit lain, untuk peralatan pendukung medis biasanya dalam wujud embedded device.Helical CT-SCANAdalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3 mm. Kelebihan dibanding CT-SCAN Konvensional:-Lebihcepat-Tigadimensi- Bisa untuk pemeriksaan pembuluh darahMagnetic Resonance Imaging ( M R I )Adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita. Alat ini mempunyai berbagai kelibihan diantyaranya :- Tidak menggunakan sinar X- Pakai tenaga magnetic- Potongan tranversal, coronal, sagital tanpa merubah posisi pasien- Jaringan saraf & jaringan lunak tampak lebih jelas- Waktu lebih lama- Pasien gelisah tidak bisa diperiksaPemeriksaan EkokardiografiAdalah suatu pemeriksaan non invasif untuk menegakkan diagnose penyakit jantung, alat ini baru dimiliki beberapa RS di Indonesia.Dengan mengguanakan alat ini aktivitas otot-otot Jantung bisa dilihat langsung dilayar monitor.

Informatika Kedokteran

Informatika kedokteran (atau informatika kesehatan) adalah disiplin yang berkaitan erat dengan pemanfaatan komputer dan teknologi komunikasi di bidang kedokteran. Edward H. Shortliffe mendefinisikan informatika kedokteran sebagai berikut: "Disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta pengetahuan biomedik secara optimal untuk tujuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan”. Pakar informatika kedokteran lainnya, Haux mengatakan dengan istilah "systematic processing of information in medicine".Informatika kedokteran berhubungan dengan semua ilmu dasar dan terapan dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi modern, yaitu komputer dan komunikasi. Posisinya di kedokteran berada di persilangan antara berbagai disiplin ilmu dasar dan terapan di kedokteran serta disiplin di luar kedokteran, seperti ilmu informasi, komputer, statistika, dan psikologi. Secara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medis elektronik, sistem pendukung keputusan medis, sistem penarikan informasi kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan, termasuk pengembangan sistem informasi klinis. Informatika kedokteran sebagai disiplin baru berkembang terutama karena kesadaran bahwa pengetahuan kedokteran tidak akan mampu terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas (paper-based methods).Menurut Shortliffe, subdomain dalam informatika kedokteran (atau kesehatan) adalah sebagai berikut:Bioinformatika bekerja pada proses molekuler dan seluler. Riset dan aplikasi bioinformatika memfasilitasi upaya-upaya rekayasa genetik, penemuan vaksin, hingga ke riset besar tentang human genome project.Medical imaging (informatika pencitraan) mengkaji aspek pengolahan data dan informasi digital pada level jaringan dan organ. Kemajuan pada sistem informasi radiologis, PACS (picture archiving communication systems), sistem pendeteksi biosignal adalah beberapa contoh terapannya.Informatika klinis, yang menerapkan pada level individu (pasien), mengkaji mengenai berbagai inovasi teknologi informasi untuk mendukung pelayanan pasien, komunikasi dokter pasien, serta mempermudah dokter dalam mengumpulkan hingga mengolah data individu.Informatika kesehatan masyarakat yang berfokus kepada populasi untuk mendukung pelayanan, pendidikan dan pembelajaran kesehatan masyarakat.Para ahli informatika kedokteran memiliki organisasi yang menghimpun tokoh, peneliti, organisasi (baik akademik, pendidikan, penelitian maupun pelayanan) serta industri yang memiliki aktivitas dalam informatika kedokteran yaitu International Medical Informatics Association (IMIA). Organisasi ini memiliki beberapa workgroup maupun special interest group yang masing-masing memiliki bidang kajian informatika kedokteran yang berbeda-beda seperti aspek pendidikan, standar, informatika kedokteran untuk negara berkembang dan lain sebagainya. Organisasi ini juga memiliki organisasi berdasarkan region, misalnya untuk Asia Pasifik terdapat Asia Pacific Medical Informatics Association (APAMI). Setiap tiga tahun sekali, IMIA mengadakan pertemuan kongres yang dikenal dengan tajuk MEDINFO. Pada tahun 2007 MEDINFO akan dilaksanakan di Brisbane.

Senin, 03 Maret 2008

Softswitch, Kunci Menuju Next Generation Network (NGN) Dunia Telekomunikasi

Konvergensi antara jaringan sirkit (circuit networks) dengan jaringan paket (packet network)—termasuk di dalamnya jaringan seluler—akan menjadi sebuah kebutuhan di masa yang akan datang. Ini karena di masa datang komunikasi bukan hanya melibatkan suara, namun sudah data, image dan bahkan video.
Kapan terjadinya dan apakah jaringan sirkit—kita kenal dengan layanan telpon tetap (PSTN)—akan dihapuskan untuk kemudian diganti dengan infrastruktur jaringan paket, itu masih menjadi tanda tanya. Akan tetapi, kalaupun hal itu terjadi, akan memakan waktu lama sampai seluruh jaringan tadi diganti dan menuju jaringan generasi masa depan (NGN-Next Generation Network).
Layanan komunikasi suara selama ini masih berbasis pada circuit-swithed. Pada jaringan ini, setiap call (panggilan) akan diberikan sebuah kanal tersendiri (dedicated), dan tidak ada pengguna lain yang dapat menggunakan kanal tersebut selama call yang tadi masih berlangsung. Kelebihannya, layanan ini mendukung real time-service. Namun, kelemahannya juga banyak. Kanal yang idle (tida aktif) karena tidak ada yang menggunakan juga harus tetap ‘bekerja’. Belum lagi biaya pembangunan dan pengembangan jaringan-infrastrukutur yang relatif mahal. Jumlah aplikasi layanan ini juga terbatas.
Sementara itu, jaringan paket digunakan untuk komunikasi data. Dalam jaringan ini, informasi dipecah menjadi beberapa bagian (disebut paket, frame atau pun sel), diberi header—berisi informasi pengirim, penerima dan urutan paket dari informasi —baru setelah itu dikirim. Pada pengiriman, semua kanal bisa digunakan,—tidak seperti pada circuit-switch—dengan memih kanal yang kosong dan paling cepat sampai ke tujuan/penerima. Kelebihan jaringan ini tentu saja dari efisiensi pemakaian kanal, karena setiap pengguna jaringan bisa menggunakan semua kanal yang tersedia untuk mengirim informasi ke pengguna yang lain.
Sejak berkembangnya telepon internet (VoIP) maka layanan komunikasi suara bukan hanya bisa dilewatkan oleh jaringan sirkit namun juga oleh jaringan paket yang berbasis IP (Internet Protokol). Dan lagi dengan teknik packet voice, dimana suara akan dikonversi menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi manjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim ke penerima via jaringan paket, ternyata memberikan kualitas bagus. Ini membuka peluang untuk mengirimkan informasi suara lewat jaringan paket, dalam bentuk packet voice.
Dengan melihat fakta dan aspek teknis di atas, tampaknya jaringan masa depan—Next Generation Network—memang akan berbasis paket. Namun dengan mempertimbangkan aspek bisnis, dalam hal ini biaya investasi yang harus ditanamkan, mengganti seluruh jaringan sirkit dengan jaringan paket akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu muncul solusi dengan melakukan migrasi antar jaringan secara bertahap. Dalam proses ini, jaringan sirkit tetap akan bisa berfungsi dan bahkan berhubungan dengan jaringan paket secara simultan. Dengan begitu, perusahaan penyedia layanan telekomunikasi tetap dapat mengambil untung dari layanan selama ini dan secara bertahap melakukan up-grade menuju jaringan berbasis paket.
Untuk mendukung solusi itu, telah muncul satu alat yang bernama softswitch. Alat ini mampu menghubungkan antara jaringan sirkit dengan jaringan paket, termasuk di dalamnya adalah jaringan telpon tetap (PSTN), internet yang berbasis IP, kabel TV dan juga jaringan seluler yang telah ada selama ini.
Sebuah forum bernama ISC (International Softswitch Consortium)—beranggotakan Siemens, NTT, Alcatel, Cisco, HSS, Sonus, Telcordia, dll—yang membahas tentang softswitch, Next Generation Network dan juga melakukan uji standar terhadap beberapa produk softswitch memberikan definisi tentang softswitch sebagai berikut: segala hal yang berhubungan dengan sistem komunikasi generasi masa depan (next generation communication) yang berbasis open-standard, mengintegrasikan layanan voice, data dan video dan menggelar layanan value-added yang lebih menjanjikan dibandingkan layanan PSTN sekarang.
Softwitch dikembangkan secara terpisah, perangkat keras (hardware), disebut Media Gateway (MG) dan perangkat lunaknya (software), disebut Media Gateway Controller (MGC) yang fokus pada software call-processing. Alasan terbesar mengapa pengembangannya dipisah adalah pada etika open-standard tadi, dimana monopoli baik sisi hardware maupun software menjadi hilang, dengan begitu para pemain akan bersaing secara adil dan masing-masing akan menawarkan produk terbaiknya ke pasar. Selain itu, juga membuka peluang bagi perusahaan lain, terutama di bagian software call prosessing untuk ikut bermain. Dan yang pasti hal ini juga akan ‘memanjakan’ para penyedia layanan telekomunikasi dalam memilih produk yang paling kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan. Penyedia layanan juga bisa melakukan setting jaringan, membuat konfigurasi dan pengembangan sesuai dengan kebutuhanya tanpa harus terpaku pada satu vendor. Hal ini bertolak belakang dengan pengembangan teknologi jaringan sirkit yang sangat vendor-driven, yaitu ketergantngan operator penyedia layanan dengan pihak suplier sangat tinggi, termasuk biaya penambahan dan testing feature baru yang mahal, sehingga layanan yang diberikan masih bertumpu pada transfer suara saja.
MGC akan bekerja di tataran pengaturan panggilannya (call control) serta call processing. MGC akan mengontrol panggilan yang masuk untuk mengetahui jenis media penggilan dan tujuannya. Dari situ, MGC akan mengirikan sinyal ke MG untuk melakukan koneksi, baik intrakoneksi jaringan—sirkit ke sirkit atau paket ke paket; maupun interkoneksi jaringan—sirkit ke paket dan sebaliknya.Jika diperlukan, MGC akan meminta MG melakukan konversi media yang sesuai dengan permintaan, atau langsung meneruskan panggilan jika tidak diperlukan konversi.
MGC menganggap MG sebagai kumpulan terminasi. Dalam fungsi itu, maka MGC dapat meminta MG melakukan konversi, koneksi dan pengiriman ring-tone (dering suara telpon) ke tujuan. Antara MGC dan MG sendiri akan saling berhubungan dengan protokol Megaco atau MGCP (Media Gateway Control Protocol).
Sementara itu, satu MGC akan berhubungan dengan MGC yang lain, baik itu yang berada di jaringan yang sama maupun berbeda, dengan mengirimkan protokol sinyal tertentu. Untuk jaringan sirkit, MGC akan mengirimkan SS7 (Signalling System 7), sementara jika berhubungan dengan jaringan paket, maka MGC akan menggunakan H.323 atau SIP (Season Initiation Protocol).
MG sendiri ‘hanya’ akan bekerja sebagai converter antara jaringan sirkit dengan jaringan paket. Di sini fungsi softswitch menjadi hanya setara dengan ‘switch analog’ dan tidak memberikan layanan yang lain. MG juga bisa bekerja di sisi pelanggan maupun penyedia layanan, dimana softwitch bukan hanya berfungsi sebagai converter, namun juga memberikan feature lebih, termasuk dial-tone tentunya. Pada posisi ini, maka softswitch akan bekerja lebih kompleks.
MG juga akan mengirimkan bermacam sinyal, tergantung jenis media yang digunakan. Sinyal itu dikirm atas permintaan MGC, sehingga dapat dideteksi oleh terminal atau oleh MGC selanjutnya.
Softswitch akan memegang peranan penting di masa transisi dimana di satu sisi jaringan sirkit masih eksis sementara di sisi lain kebutuhan akan jaringan paket makin besar, terutama diasari alasan bahwa jaringan paket lebih ‘hemat’, dan lebih handal dalam pengiriman informasi terutama yang dalam format data, juga munculnya teknik paket suara (packet voice) yang membuat suara yang dikirim mampu dikonversi menjadi bentuk paket digital untuk kemudian dikirim via jaringan paket, ditambah fakta bahwa dengan perubahan dari sirkit ke paket akan banyak biaya yang bisa ditekan, terutama biaya opersional. Hal-hal seperti itulah yang semakin memacu terwujudnya jaringan paket terintegrasi dengan nama Next Generation Networks (NGN).
Bagaimana dengan kita?...Pintu sebenarnya terbuka lebar bagi masuknya pemain baru di masa transisi sampai era NGN nanti. Baik untuk operator baru, bisnis content-service provider, dan tentu saja bisnis 3rd party yang menyediakan jasa outsourcing jaringan terintegrasi lewat softswitch.
Patut ditunggu gebrakan pemerintah dalam membuat regulasi di bidang ini. Akan lebih bijak jika pemilihan teknologi telekomunikasi yang akan diterapkan di negara ini, bukan hanya berdasar aspek bisnis, kemungkinan masuknya investor baru, atau bahkan gengsi kepada negara lain—yang ini sangat tidak berdasar. Namun patut juga dipertimbangkan aspek teknis, kompatibilitas dan konvergensi dengan infrastrukutur yang eksis, dan tentu saja, portofolio masa depan dunia telekomunikasi Indonesia. Semoga kita belajar dari kesalahan kita.


Biodata penulis : Arif FitriantoMahasiswa S-1 Teknik Telekomunikasi ITBEmail : dunklu@plasa.com, afit@students.ee.itb.ac.idTelepon : +62 817 921 4924

GSM1x, Kompromi CDMA2000 dan GSM

Kehadiran Telkomflexi dari Telkom yang kemudian disusul dengan produk Esia dari Ratelindo dan akan segera menyusul layanan dari Mobile-8 dimana ketiganya berbasis teknologi CDMA 2000—baik itu CDMA 2000-1x maupun CDMA 2000-1x EV-DO —memang sedikit banyak menimbulkan permasalahan pada sisi operator seluler berbasis GSM.
Bagaimana tidak, ketika hampir seluruh operator GSM mulai mengaktifkan layanan GPRS yang mengedepankan layanan ‘always connected’ ke jaringan dan kemampuan mengirim data, suara dan image serta tentunya koneksi ke Internet, ternyata justru kehadiran CDMA menjadi sebuah booming yang lebih heboh dan bahkan sampai sekarang jumlah pelanggan semakin bertambah dengan cepat. Terutama karena layanan ini menjanjikan tarif yang lebih murah.
Pertanyaan yang mengemukan adalah apakah yang akan terjadi pada jaringan GSM yang telah eksis ini? Apakah harus dilakukan set up ulang jaringan yang berarti harus melakukan re-investasi lagi? Apakah mungkin terjadi aliansi antar operator GSM melawan operator CDMA? Atau apakah bisa mengkompromikan antara layanan berbasis GSM dan CDMA?
Salah satu ide yang adalah melakukan konvergensi antar jaringan yang ada, yaitu platform GSM dan CDMA—dalam hal ini CDMA 2000. GSM1x, demikian istilah yang diberikan pada keseluruhan jaringan yang ‘digabung’ tersebut. Kedua jaringan tersebut digabungkan dengan sebuah sistem media yang berfungsi mengkonversi (mengubah) protokol dari masing-masing jaringan.
GSM1x bisa dikatakan sebuah lompatan bagi operator GSM yang ingin menggelar layanan wireless generasi ketiga (3G). GSM1x dikembangkan oleh Qualcomm, perusahaan pemegang lisensi atas teknologi CDMA, dengan memanfaatkan jaringan inti (core networks) GSM sebagai jaringan utamanya, dan memanfaatkan BTS (Base Transceiver Station) dari CDMA 2000-1x sebagai interface ke handset (ponsel) pelanggan. Seperti diketahui bahwa keunggulan GSM adalah dari coverage area yang luas, sementara CDMA justru memiliki coverage area yang lebih sempit, namun unggul pada sisi kapasitas bandwidth yang lebih besar dan efisiensi spektrum frekuensi. Diharapkan dengan begitu, layanan mampu mencakup area yang cukup luas dan mampu mentransfer data lebih besar dan lebih cepat.
Sebenarnya dengan teknoogi GPRS yang telah dimiliki oleh operator GSM—Telkomsel, Satelindo dan Excelcomindo—‘status’ mereka adalah operator generasi dua setengah (2,5G) dan bukan lagi 2G. Dengan adanya layanan GPRS maka pengguna akan merasakan layanan yang selalu terhubung (always connected) meskipun tidak sedang menggunakan layanan GPRS. Oleh karena itu, jika hendak menggelar layanan 3G, ada tiga opsi yang bisa dilakukan:Pertama, menggelar layanan EDGE (Enhance Data Rate for Global Evolution) yang tetap berbasis jaringan GSM yang telah eksis. EDGE menggunakan struktur kanal, perencanaan frekeuensi, protokol dan coverage area yang sama dengan jaringan GSM yang telah ada. EDGE memberikan perbaikan standar pada interface (antar muka) radio GSM yang akan mampu memberikan data rate lebih tinggi, juga meningkatkan efisiensi pemakaian spektrum untuk layanan data. EDGE mampu melayanai 3 kali lebih banyak dari layanan GPRS, yang berarti menaikkan data rate 3 kali. Dengan begitu, EDGE memberikan layanan yang sama dengan layanan WCDMA, namun dengan kecepatan transfer data yang lebih rendah. Kedua, menggelar layanan CDMA berbasis GSM yang disebut WCDMA (Wideband CDMA). Permasalahan yang dijumpai tentu terkait dengan investasi yang jauh lebih besar dibandingkan implementasi EDGE. Selain itu, dari perangkat handset yang ada sekarang juga belum ada yang mendukung multi-mode, GSM/GPRS/WCDMA. Ini bisa menjadi satu persoalan tambahan dimana infrastruktur siap, namun terminal belum tersedia.
Ketiga, melakukan konvergensi layanan CDMA dan GSM dengan menggelar layanan GSM1x pada band GSM. Layanan ini berguna bagi pengguna yang membutuhkan roaming GSM-CDMA 2000 maupun tidak. Bagi yang membutuhkan roaming, tentu saja handsetnya berkemampuan dualmode, GSM/CDMA, sementara yang tidak membutuhkan roaming hanya cukup berponsel GSM saja atau CDMA saja.Untuk penggelaran GSM1x ini perlu dilakukan pembebasan 1,23 MHz rentang frekuensi GSM yang ada untuk digunakan oleh CDMA 2000-1x yang memiliki kemampuan kapasitas data sampai dengan 350 Kbps atau CDMA 2000-1x EV-DO sampai dengan 1.500 Kbps. Cara lain adalah dengan menggunakan frekuensi dimana CDMA 2000-1x dapat beroperasi, misalnya pada frekuensi 800, 900, 1800, 1900, dan 2100 MHz.Bisa dikatakan bahwa GSM1x akan mengeksploitasi keunggulan masing-masing teknologi—GSM maupun CDMA—dengan menggabungkan kelebihan GSM dalam aplikasi-aplikasi dan coverage areanya dan kelebihan CDMA yang memiliki kapasitas lebih besar dan efisien dalam operasi frekuensinya.
Pilihan ketiga ini memang agaknya cukup feasible bila diterapkan oleh para operator GSM, terutama dilihat dari time-to-market dan biaya investasinya. Time-to-market berarti kapanpun operator GSM akan beralih ke GSM1x maka infrastruktur jaringan maupun terminal (handset) yang mendukung platform GSM dan CDMA sudah mulai tersedia. Salah satunya adalah Samsung Electronics yang menyatakan merilis handset yang mendukung kedua platform tadi. Samsung sendiri memproduksi handset GSM, CDMA 2000 dan bahkan memegang proyek pembangunan jaringan CDMA milik operator baru, Mobile-8.Biaya investasi berarti bahwa operator GSM yang ingin beralih ke GSM1x dapat melakukan investasi untuk BTS CDMA 2000, dan cukup melakukan penambahan komponen GSM1x mobile switching node tanpa melakukan modifikasi apa pun pada jaringan GSM yang ada. Pilihan lainnya adalah dengan melakukan penambahan GSM1x global gateway dan melakukan kerja sama dengan operator CDMA yang ada tanpa perlu adanya modifikasi jaringan yang ada, baik GSM maupun CDMA 2000. Dengan begitu ada kemungkinan terwujudnya konvergensi jaringan GSM/GPRS Telkomsel dengan jaringan CDMA Telkom. Atau jaringan GSM/GPRS Satelindo dengan jaringan CDMA Indosat. Secara keseluruhan biaya investasi yang diperlukan relatif kecil karena seluruh komponen jaringan yang ada tetap dapat dipergunakan.Beberapa ponsel CDMA 2000 yang beredar sekarang juga sudah menggunakan kartu SIM seperti pada GSM, yang pada CDMA 2000 dikenal dengan nama RUIM (Removable User Identity Module). Agaknya hal ini bisa menjadi salah satu pendorong konvergensi menuju GSM1x. Karena slot pada RUIM sama dengan slot pada kartu SIM maka pelanggan dapat saja menggunakan ponsel CDMA 2000-1x yang memiliki slot ini dan memasukan kartu SIM GSM, sehingga dapat digunakan sebagai ponsel GSM1x dengan beberapa software upgrade secara otomatis dari operator GSM atau CDMA saat pertama kali dihidupkan. Hal yang sama juga berlaku sebaliknya, pongguna GSM juga dapat menggunakan fasilitas CDMA 2000 jika dia berada di wilayah dimana dia terdaftar sebagai subscriber CDMA. Yang perlu ditunggu adalah hadirnya ponsel yang bukan hanya dual-mode namun juga dual-slot. Dengan begitu pelanggan GSM maupun CDMA tidak perlu repot-repot memasang dan melepas kartunya (SIM atau RUIM) ketika akan berpindah layanan. Cukup dengan mematikan ponsel kemudian menyalakan kembali dan di menu awal ada pilihan karingan yang akan digunakan, GSM atau CDMA. Hebat bukan?Operator yang telah menerapkan GSM1x adalah China Unicom, salah satu operator terbesar di Cina ini menggelar layanan percobaan untuk melihat performansi dan kemampuan roaming baik CDMA dan GSM dengan GSM1x ini. Selain itu, Vodafone juga melakukan percobaan yang sama pada jaringan GSM/GPRS di Eropa dan CDMA di Amerika. Tampaknya mereka ingin menjajaki roaming antara keduanya tanpa perlu penggantian ponsel.Patut ditunggu gebrakan dari masing-masing operator—GSM maupun CDMA, dan tentu saja dari pihak pembuat kebijaka (regulator) dalam hal ini Dirjen Postel mengenai kebijakan yang akan diambil dalam ‘menyelamatkan’ bisnis di dunia telekomunikasi seluler ini. Karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam jangka panjang bisnis GSM akan terancam dengan kahadiran CDMA ini.


Biodata penulis : Arif FitriantoMahasiswa S-1 Teknik Telekomunikasi ITBEmail : dunklu@plasa.com, afit@students.ee.itb.ac.idTelepon : +62 817 921 4924